Minggu, 10 Maret 2013

Kota tenggelam ATLANTIS



 ATLANTIS Kota yang Tenggelam

Atlantis merupakan salah satu misteri di dunia yang belum terpecahkan hingga kini. Legenda tentang Atlantis yang berperadaban maju dan modern mengilhami banyak orang untuk membuat buku, film, serial televisi, video game, dll. Seperti film Walt Disney: The Lost Empire dan video game Tomb Rider yang berlatarkan Atlantis. Cerita tentang Atlantis pertama kali disebut Plato dalam buku Timaeus dan Critias. Dalam bukunya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar di seberang pilar-pilar herkules dan memiliki angkatan laut yang menaklukkan Eropa Barat dan Afrika 9000 tahun sebelum waktu solon atau sekitar 9500 sebelum Masehi.


Banyak orang yang meyakini peradaban Atlantis memang pernah ada, tetapi banyak pula yang berpandangan bahwa hal itu hanyalah cerita fiktif dan rekaan Plato semata. Bahkan, murid Plato, Aristoteles, tidak mempercayainya. Oleh karena itu, lahir sebuah ungkapan mengenai pemikir terkenal dari negara para dewa ini, yaitu, saya memang menyukai Plato, tetapi saya lebih mencintai kebenaran. Atlantis dan misteri-misteri yang menyelimutinya memang sangat menarik untuk dibicarakan.

1. Atlantis yang Berperadaban Maju
Atlantis digambarkan sebagai negara yang memiliki peradaban tinggi pada masanya. Ukuran pulau Atlantis digambarkan Plato lebih besar dari gabungan Lybia atau Afrika Utara dan Asia kecil. Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah dengan luas laut Cina Selatan.

Atlantis merupakan tempat tinggal orang-orang terhormat dan bijaksana dengan peradaban yang menakjubkan. Kerajaan ini adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan pusat kebudayaan dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dan olahraga. Istana-istana dikelilingi tembok emas dan dipagari dinding perak. Dinding tembok bertahtakan emas sehingga sangat cemerlang dan megah. Atlantis memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna. Negara ini juga memiliki alat yang bisa terbang. Kekuasaannya terbentang dari Eropa hingga Afrika.

2. Lokasi Atlantis

Legenda mengenai Atlantis telah menjadi bahan perdebatan yang panjang. Ada yang mempercayainya, tetapi banyak pula yang berpandangan bahwa itu hanya hasil daya khayal Plato. Meski demikian, banyak pula ahli yang percaya bahwa Atlantis benar-benar ada. Untuk mendukung teorinya, mereka menyodorkan berbagai bukti tentang di mana tepatnya lokasi Atlantis.

Banyak yang menganggap Atlantis terletak di Samudera Atlantis. Bahkan ada yang menganggap Atlantis terletak di Amerika sampai Timur Tengah. Para penduduknya dianggap sebagai dewa, makhluk luar angkasa, atau bangsa superior. Namun, kebanyakan peneliti tidak memberikan bukti atau telaah yang cukup dan sebagian besar hanya mengira-ngira.


Ada yang menyebutkan Atlantis berada di Selat Sisilia seperti yang diyakini para penulis Yunani pada masa lalu. Kemudian, ada pula yang menyatakan Atlantis terletak di laut Mediterania. Teori ini antara lain dikemukakan Ignatus Doneley yang menyebutkan pernah ada sebuah pulau raksasa di Samudera Atlantik yang bersebrangan dengan laut Mediterania. Menurut Donley, aksara phoenica yang melahirkan alphabet Eropa merupakan turunan langsung dari aksara bangsa Atlantis.

Pendapat lain menyebutkan Atlantis akan muncul di Bimini yang merupakan kepulauan di gugusan pulau Bahama. Pendapat lain menyatakan Atlantis berada di segitiga bermuda yang selama ini sering dikaitkan dengan hal-hal yang misterius, seperti menghilangnya kapal laut dan pesawat yang melintas di sana.
Yang terbaru dan mungkin akan membuat rakyat Indonesia merasa bangga adalah pendapat yang dilontarkan seorang peneliti asal Brazil, Aryso Santos, menurutnya, berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya selama 30 tahun, ia berkesimpulan benua Atlantis yang hilang itu adalah Indonesia.

Hasil penelitiannya itu ia tuangkan dalam buku berjudul Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Devinitive Localization of Plato’s Lost Civilization. Santos pun membuat 33 analisis perbandingan mengenai luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, hingga cara bertani. Analisis peneliti asal negeri samba ini memang memiliki tingkat presisi yang tinggi, tetapi tetap saja terasa ada kepingan yang hilang sehingga masih menimbulkan perdebatan.

3. Lemuria
Ada peradaban serupa yang diduga pernah sama-sama hidup dengan Atlantis, yaitu Lemuria atau Mu. Bahkan Lemuria dianggap memiliki peradaban yang lebih tua dibandingkan Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar periode 75.000 SM – 11.000 SM. Oleh karena itu, bangsa Atlantis dan Lemuria pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.

Peradaban Lemuria diperkirakan lebih dulu ada dibandingkan peradaban Atlantis dan Mesir Kuno dapat diperoleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le. Seorang peneliti dan penulis abad ke-19 yang mengadakan penelitian terhadap situs-situs purbakala peninggalan bangsa maya di Yucatan. Informasi tersebut diperoleh setelah keberhasilannya menerjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan bangsa Maya. Dari hasil terjemahan, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada Atlantis.

Seperti lokasi Atlantis, kepastian letak dari benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi. Namun, berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik atau di sekitar Indonesia sekarang.

4. Perang Atlantis Melawan Lemuria
Keadaan Lemuria digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis yang memiliki tanah subur, makmur, dan menguasai beberapa cabang ilmu pengetahuan. Faktor-faktor tersebut menjadi sebuah landasan pokok bagi bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ilmuwan yang dapat menciptakan suatu terobosan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi mereka.
Meski demikian, ada perbedaan mendasar antara Atlantis dan Lemuria. Apabila bangsa Atlantis dikenal lebih mengandalkan fisik, teknologi yang maju, dan gemar berperang, maka bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi, sangat damai, dan bermoral.


Atlantis sebagai negara super power pada masanya, bernafsu menaklukkan bangsa-bangsa lain, termasuk dua bangsa yang menonjol pada masa itu, Athena atau Yunani dan Lemuria. Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik, Atlantis mampu menaklukkan Lemuria yang tidak memiliki teknologi perang secanggih bangsa Atlantean. Ada yang menyebutkan, bangsa Lemuria yang terdesak akhirnya meninggalkan Bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik seperti Bumi. Konon, saat ini mereka tinggal di planet Erra atau Terra Digugus bintang Pleiades.

5. Kehancuran Atlantis
Kehancuran dan lenyapnya Atlantis menurut Plato terjadi akibat gempa bumi dan banjir besar. Menjelang kehancurannya, terjadi penurunan dalam kualitas hidup manyarakat Atlantis. Apabila sebelumnya rakyat Atlantis selama banyak generasi memiliki karakter yang mulia, patuh kepada hukum, memiliki ketertarikan yang kuat kepada dewa, setia pada rajanya, dan memiliki kepedulian pada sesame, maka lambat laun semua hal baik itu mulai menurun.

Karakter-karakter mulia tersebut mulai memudar dan menjadi terlalu sering dikompromikan. Mereka bercampur dengan sifat-sifat duniawi, dan sifat itu kemudian menjadi pengendali. Oleh karena itu, mereka tidak mampu lagi menanggung kekayaan yang mereka miliki. Mereka mulai berperilaku tidak sepantasnya dan mata mereka menjadi rabun karena mereka telah kehilangan harta mereka yang paling berharga.
Plato menggambarkan penurunan kualitas hidup warga Atlantis ini dengan mengatakan, pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tidak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tetapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tidak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.

Menurut Plato, Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es. Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair.

Di antaranya letusan Gunung Meru di India Selatan, Gunung Semeru, Sumeru, dan Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau yang memecah bagian Sumatera, Jawa, dll, serta membentuk selat dataran Sunda.

Sementara menurut Prof. Arsoyo Santos dari Brazil, terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa yang diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang-gelombang tsunami yang dahsyat. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar